Rabu, 04 Februari 2015

Contoh Menulis Essay Singkat Tentang Diri


Nama saya Maya Nurul Hayat ZA, saya lahir di Sukabumi Jawa Barat  pada tanggal 17 Mei 1995 .Saya biasa di panggil dengan nama Mayu. Saya dilahirkan dari keluarga yang sangat bahagia. Saya sangat bersyukur karena ketika lahir saya masih memliki orang tua utuh yang sangat menyayangi anak-anaknya, saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya memiliki kakak yang sekarang masih menembuh kuliah disalah satu di Universitas swasta di Sukabumi dan Adik saya masih bersekolah di Madrasah Ibtidaiyyah kelas empat. Hobbi saya yaitu Badminton, Futsal dan Bersepeda. Saya suka badminton dan mengidolakan atlit Nasional badminton yaitu Dionisius Hayom Rumbaka, Simon Santoso dan Liliyana Natsir. Saya adalah orang yang sangat suka pada hal-hal yang berbau olahraga. Di futsal, Alhamdulilah saya sekarang jadi Atlit futsal waupun dinaugan fakultas saja.
Saya berusaha menjadi orang yang bertanggung jawab dan baik. sehingga selama ini belum ada hal-hal yang bermasalah dengan teman, keluarga dan orang sekitar saya. Saya lebih suka pada orang yang bersikap bergaul dengan siapa saja tanpa memikirkan kekurangan dan kelebihan pada setiap manusia di karena kesempunaan hanya milik ALLAH SWT.
Sekarang saya akan menceritakan tentang pendidikan saya semasa di sekolah hingga sekarang.
Ketika saya masuk Madrasah Ibtidaiyyah selama 7 tahun saya menuntut ilmu. Saya sekolah di MI MWB PUI Jalancagak Cibaraja Sukabumi. Selama saya di Madrasah Ibtidaiyyah  saya mendapatkan peringkat terbaik saat yaitu pada saat saya kelas 6 mendapatkan ranking 2. Prestasi yang saya capai di MI yaitu pada kelas 2 Lomba Mewarnai Se Kabupaten Sukabumi Juara 2 dn kelas 4 lomba kagirafi juara. Saya tergolong orang yang ingin bisa dalam segala bidang pelajaran.
Selanjutnya saya menempuh pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) selama 3 tahun di MTs. Sunanul Huda Cikaroya Sukabumi. Saya masuk ke MTs yaitu siswa terbaik ke-5 dan titempatkan dikelas Favorit. Semasa MTs saya mendapatkan ilmu dan pengalaman. Dan pada semasa MTs saya terkenal pendiam dan pemalu. Saya lulus dengan nilai yang memuaskan dengan belajar sungguh-sungguh dan berusaha untuk bisa lulus dalam Ujian Negara (UN).
Kemudian saya melanjutkan ke tingkat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Di MAN 2 kota Sukabumi. Saya dari mulai pertama menempuh pendidikan saya berbasis agama. Pada masa sekolah di MAN saya banyak memiliki teman yang mempunyai sifat berbeda-beda dari yang nakal, pendiam dan yang suka bolos sekolah. Pada saat saya di MAN saya mengikuti ekstrakulikuler Badminton, karena saya suka dan hobi dengan olahaga tersebut. Saya di MAN mempunyai banyak teman, karena saya suka bergaul dengan siapa saja yang membuat saya banyak teman. Saya masuk program IPS pada kelas sebelas, awalnya saya sangat kecewa dengan keputusan sekolah memasukkan saya ke program IPS bukannya IPA. Tetapi lambat laun saya mulai enjoy dengan teman-temannya, pelajaran-pelajarannya, dan guru-gurunya.  Allah berkehendak lain dengan memasukkan saya ke program IPS karena prestasi saya di program ini sangat baik malah lebih baik daripada prsetasi saya  di kelas sepuluh. Saya termasuk orang yang mudah menangkap pelajaran yang diberikan guru kepada saya. Sehingga saya pernah menduduki peringkat 1 dikelas.  Disitu saya baru menyadari bahwa itu memang jalan terbaik saya dan saya sangat bersyukur sekali dengan pencapaian yang saya itu.
Setelah lulus saat bertekad untuk melanjutkan Kuliah di  Universitas Negeri  yang berada diuar kota. Walaupun awalnya orang tua saya melarangnya, tetap saya terus berusaha menyakinkan mereka agar dijinkan kuliah diluat kota. Saya memilih UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Awal mendaftar saya bingung jurusan apa cocok dengan saya. Cita-cita saya itu ingin menjadi guru, nah jurusan pertama terpikir yah keguruan tetapi di UIN tidak ada jurusan  keguruan yang saya ingikan yaitu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial atau Jurusan Sosiologi karena saya suka dengan kedua itu dan paham. Dengan tidak ada jurusan tersebut saya semakin bingung memilih jurusan apa yang sesuai dengan saya. Akhirnya saya memilih  yang berkaitan dengan kesosialan yaitu Administrasi Negara yang sekarang menjadi prodi yang saya tempuh untuk mendapat gelar S1.
 Awal kuliah saya masih awam dengan pelajaran-pelajarannya dari mulai pengantar administrasi sampai politik di Indonesia. Tetapi saya berusaha untuk bisa memahami pelajaran dan berusaha untuk bisa mengikuti pelajaran dan akhirnya sampai saat ini saya bisa menguasai sedikit demi sedikit mengenai keadministrasian dan perpolitikan khususnya diIndonesia. Saya dikuliah aktif dibidang Olahraga (futsal, Badminton) dan InsyaAllah juga aktif dibidang keagamaan (Ukm Alhalussunnah Wal Jamaah, Tilawah, Pengajian Kitab).  Saya tidak hanya menyukai hal-hal yang berbau olahraga tetapi saya juga menyukai hal-hal yang agamis. Saya  ingin sukses didunia dan di akhirat.
Itulah diskripsi singkat mengenai diri saya. Kata-kata motivasi yang saya kutif disalah satu situs internet yaitu orang-orang yang optimis bukan berarti menjalani hidup tanpa kesulitan. Mereka tetap menghadapi masalah, tantangan dan hambatan. Namun itu tidak menghalanginya justru itu sebagai kesempatan. Satu lagi yaitu hadapilah semua yang terjadi dan mimpikanlah masa depan yang indah dan tidak lupa kuasai hidup detik per detik dengan sesuatu yang bermanfaat.

Selasa, 03 Februari 2015

resume bab 2 Filsafat Administrasi

BAB 2
ONTOLOGI ILMU ADMINISTRASI
A.    Kajian Filsafat Administrasi
Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang terdiri dari dua suku kata philos artinya cinta atau suka atau shopia artinya kebijaksaan. Secara etimologis, pengertian fisafat adalah cinta atau cinta kepada kebijaksanaan.
Banyak pemikir filsafat diantaranya adalah aristoteles (382-322 SM), yang menyatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan teoritis yang menelaah peradaban yang abadi, tidak berubah, dan tidak terpisah dari materi. Plato (428-348) mengembangkan fisafat spekulatif yang berkaitan dengan dunia ide yang sempurna dan abadi. Galileo Galilei (1564-1642) sebagai pelopor ilmu modern dan menganut filsafat alam dengan melakukan pengukuran kecepatan udara dan penimbangan bobot udara pertama kali (The Liang Gie, 1997)
Filsafat administrasi adalah proses berpikir secara matang, berstuktur, dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Berfilsafat merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan perasaan manusia. Pemikiran dan perasaan ini senantiasa bersifat memantul kepada diri sendiri untuk memenuhi pekerjaan, pikiran dan perasaan tersebut. Pemikiran manusia selalu diarahkan untuk menelaah fenomena yang dialami manusia sehingga dapat melahirkan pemikiran. Berfilsafat adalah merenungi fenomena yang dihadapi oleh manusia, kemudian melahirkan berbagai pertanyaan terhadap fenomena itu.


B.     Konsep Ontologi Administrasi
Ontologi menggunakan pemikiran secara mendalam terhadap sesuatu yang berlaku secara universal, dan selalu mencari inti atau pemaknaan yang sangat mendasar dari sesuatu realita yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Ontologi administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan bahkan mungkin sebagian para ilmuwan administrasi, dari pandangan mitosentris menjadi logisentris, melahirkan implikasi yang berdampak positif dalam perkembangan administrasi. Dimana awal pikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerjasama dipengaruhi oleh pemikiran rasional (logis).
1.      Kedudukan Ontologi Administrasi
Ontologi ilmu administrasi orientasi penyelidikannya adalah yang berhubungan dengan yang ada, apakah itu arti ada secara nyata (konkret) ataukah arti ada itu secara maya (abstrak) hanya ada dalam pikiran yang ada. Sedangkan yang ada itu merupakan dan sekaligus yang terkenal, tetapi paling sulit dieksplisitkan. Oleh karena itu, ontologi ilu administrasi pantas dikatakan sulit, karena sesuatu dalam pengandaian dari seluruh bagian-bagian pemikiran manusia. Walaupun ontologi ilmu administrasi konkret dan abstrak, tetapi senantiasa juga dalam perkembangannya tetap menjadi pendorong manusia untuk berpikir dan merenung tentang hakikat administrasi yang mungkin telah mengalami pergeseran akibat perkembangan manusia dalam kehidupannya.
2.      Metode Ontologi Administrasi
Ontologi ilmu administrasi bergerak antara dua sisi pandang, yaitu pengalaman  akan kenyataan konkret disatu pihak dan pengertian “mengada” dari pernyataan abstrak dalam refleksi ontologi  ilmu administrasi, kedua sisi pandang itu saling memperkuat dalam melakukan suatu kegiatan penjelasan dalam konteks pembenaran pemaknaan administrasi, baik sebagai ilmu maupun sebagai kegiatan, atau sebagai lapangan pekerjaan manusia.
3.      Potensi Ontologi Administrasi
Dengan spontanitas, potensi ontologi ilmu administrasi adalah pemikiran manusia terhadap isi dunia ini. Persoalannya, apakah manusia memiliki kemampuan dalam berpikir dan bertindak untuk menciptakan pengaturan dan keteraturan isi dunia. Segala jenis bipolaritas yang mensyaratkan terciptanya pengaturan dan keteratuan dalam ilmu administrasi menunjukkan adanya kemungkinan, dan bahkan keinginan akan integritas secara maksimal.
Kewajiban para ilmuan dalam berpikir, berdasarkan pemikiran ontologi secara kebenaran transidental dan kebenaran empirikal, terletak kepada struktur penalaran setiap ilmuwan administrasi.
4.      Normatif Ontologi Administrasi
Keberadaan hakikat kandungan normatif ontologi administrasi secara transidental dan empirikal sesungguhnya dapat dibedakan dua aspek utama yaitu, pertama kebenaran adalah keharmonisan dan sistesis yang maksimal dalam hal pemberian pengertiaan dan pemahaman terhadap ontologi ilmu administrasi dan kedua, kebaikan adalah keharmonisan dalam hal penelitian dan pilihan nilai terhadap ontologi ilmu administrasi.
Kebenaran dan kebaikan, baik yang bermakna transidental maupun empirikal, bukanlah sifat-sifat tambahan dan bipolaritas melainkan suatu proses penghayatan dan pengamalan secara harmonis dalam struktur pemberian pengertian dan pemahaman, serta penilaian terhadap kandungan ontologi ilmu administrasi sebagai salah satu ilmu sosial yang menghendaki wawasan pemikiran secara universal.

C.    POSITIVISME ADMINISTRASI
Positivisme administrasi adalah jenis aliran ontologi ilmu administrasi, aliran positivisme yang memposisikan kajiannya adalah pemikiran atau tindakan positif, terutama yang berkaitan tentang administrasi, baik dipandang sebagai ilmu maupun sebagai profesi. Kedudukan aliran positivisme administrasi lebih banyak mengandalkan hati nurani, jika hati nurani mengatakan benar, maka itulah kebenaran aliran positivisme.
Positivisme dalam ontologi ilmu administrasi sasaran utamanya adalah mencari kebenaran dan kebaikan.
Pembenaran ontologi ilmu administrasi sesungguhnya telah dipertanyakan Plato sejak dahulu, apa kebenaran itu. Kemudian Bradley menjawab kebenaran adalah kenyataan yang sesungguhnya. Jadi, kebenaran Ilmu Administrasi adalah kenyataan yang sesungguhnya.
Pengukuran terhadap jenis kebenaran ilmu administrasi, bila dikaitkan dengan ilmu administrasi:
1.      Kebenaran korespondensi adalah adanya kesesuaian hubungan antar pernyataan yang diungkapkan oleh manusia dengan apa yang sesungguhnya dicantumkan dalam materi ilmu administrasi itu sendiri.
2.      Kebenaran koherensi adalah adanya hubungan antara dua pernyataan yang memiliki persamaan objek.
3.      Kebenaran pragmatis adalah kebenaran yang hanya ada satu konsekuensi saja.
4.      Kebenaran logika adalah memberikan kebenaran yang sesuai pikiran yang sebenarnya telah merupakan fakta.
5.      Kebenaran paradigmatis adalah kebenaran yang memberikan sesuai perubahan dalam kurun waktu, kondisi, dan waktu tertentu.

Tindakan daam rangka menemukan kebenaran berdasarkan sudut pandang aliran positivisme ontologi ilmu administrasi:
1.      Penelitian;
2.      Mencoba dan salah (trial and error);
3.      Renungan, dimaksudkan untuk menalar secara mendalam dan menciptakan suatu aspirasi yang dapat melahirkan suatu kreatifitas;
4.      Kekuasaan;
5.      Petunjuk dari yang Maha Kuasa karena suatu kebenaran bersumber dari  Maha Kuasa.
2.      RASIONALISME ADMINISTRASI
Rasionalisme administrasi suatu aliran yang mengutamakan pemikiran rasional di bidang administrasi, baik secara keilmuan maupun secara keprofesionalannya dan suatu metode untuk memperoleh pengetahuan. Kedudukan aliran ini banyak mengendalikan akal, bila akal mengatakan benar maka itulah kebenaran aliran rasionalime.
Pemikiran rasional mempunyai tiga fungsi, yaitu pertama menjadi kerangka persepsi yang menciptakan alam pikiran menjadi alam realita, kedua menjadi pedoman terhadap tindakan penalaran dari suatu stimulus dan ketiga menjadi alat memberikan alat pembenaran terhadap suatu realitas.
3.      BANGUNAN DASAR ADMINISTRASI
Secara teoritis, pengembangan administrasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan seluruh aspek kehidupan manusia yang dimotori oleh pelaku bidang pemerintahan, karena administrasi berintikan pengaturan dan keteraturan dalam kehidupan suatu bangsa atau negara. Administrasi adalah pengaturan dan keraturan dalam mengimplementasikan suatu bentuk kekuasaan. Oleh sebab itu, pemikiran administrasi tidak dapat melepaskan diri dari persoalan-persoalan ekonomi, politik, hukum, sosial, pemerintah, dan lain sebagainya, dimana kesemuanya ini membutuhkan pengaturan dan keteraturan yang lebih baik dan benar.
1.      Batasan Ilmu Administrasi
Batasan ilmu administrasi terdiri atas dua jenis dan dua bagian utama. Pertama, Administrasi Negara yang dewasa ini berkembang dalam istilah Administrasi Publik, dan kedua, Administrasi Bisnis. Batasan imu administrasi sering juga diistilahkan dengan boundary, dengan menggunakan ruang tertentu sesuai dengan pokok kajian. Batasan adalah suatu garis yang memisahkan dua kutub yang berbeda seluruh makna dan hakikat yang dimiliki masing-masing. Dan apabila terjadi penyeberangan dari salah satunya akan terjadi pelanggaran normatif atas ketentuan yang dilahirkan oleh garis pemisah itu .
2.      Potensi Ilmu Administrasi
Manusia adalah potensi yang penting dalam ilmu administrasi karena manusia sebagai pemikir dan pelaksana dalam rangka membangun atau mengembangkan ilmu administrasi, dan dalam pengertian “mengada”  ilmu administrasi ada dalam pikiran manusia. Tetapi juga potensi ilmu administrasi yang bukan bersumber dari manusia itu sangat penting dapat mempengaruhi dan mungkin menentukan terwujudnya bangunan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang administrasi.
Potensi ilmu admnistrasi adalah suatu kandungan kekuatan yangbelum banyak dimanfaatkan, baik untuk pengembangan bangunan dasar ilmu admnistrasi maupun dalam dunia profesi administrasi itu sendiri.
3.      Peran Ilmuwan Administrasi
Peran ilmuwan Administrasi yaitu keterlibatan mereka dalam memberikan sumbangannya, baik yang berupa konsep pemikiran maupun penyebarluasan pemahaman atau pengertian (mengada) kepada pencari ilmu administrasi.

Senin, 02 Februari 2015

Artikel Bullying dan Komentar Bullying dalam perspektif psikologi sosial


ARTIKEL
Bulllying di Sekitar Kita

Hi MuDAers! Pasti kamu sudah sering dengar kata bullying! Tapi, sampai sekarang masih ada salah pengertian soal bullying. Banyak orang yang berpikir bullying dapat disamakan dengan senioritas. Sebenarnya pemikiran seperti itu kurang benar. Bullying dapat didefinisikan sebagai tindakan penekanan terhadap seseorang, baik fisik maupun mental, dan bukan menjadi bagian dari senioritas.
Mungkin di antara kita ada yang tidak menyadari, sebenarnya kita pun sewaktu-waktu pernah menjadi pelaku atau korban bullying. Tidak selalu pelaku bullying itu seorang senior atau orang yang lebih tua. Hal ini lebih sering terjadi di lingkungan pertemanan kita, yang mayoritas sebaya.
Perilaku bullying dapat dikelompokkan dalam empat kategori. Pertama, kontak fisik langsung, seperti memukul, menendang, memeras, atau mengunci seseorang di dalam ruangan. Kedua, kontak verbal langsung, seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, atau mengejek.
Ketiga, perilaku nonverbal langsung, seperti melihat dengan sinis, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, atau menjulurkan lidah. Keempat, perilaku nonverbal tidak langsung, seperti mendiamkan seseorang, sengaja mengucilkan, atau mengirimkan surat skaleng.
Perilaku ”bullying”
Pada umumnya perilaku bullying kontak verbal langsung lebih sering dilakukan. Tak hanya kepada adik kelas, seperti persepsi kebanyakan orang, tetapi terhadap teman kita sendiri pun hal itu sering terjadi.
Terkadang kita tak sadar bahwa perilaku mengejek, merendahkan, dan menjadikan seseorang sebagai bahan tertawaan itu menjadi masalah bagi si korban. Biasanya si korban hanya diam atau pasrah.
Namun, itu yang membahayakan karena akibat dari bullying dapat bermacam-macam, seperti hilangnya rasa percaya diri, tidak memiliki semangat untuk bersekolah, bahkan dapat menyebabkan perasaan ingin bunuh diri. Bullying mengganggu psikis korban. Akibat ini yang lebih membahayakan karena makin sulit disembuhkan.
Kalau kita tinjau lebih jauh lagi, sebenarnya yang menjadi masalah adalah penyakit sosial yang diderita si pelaku. Apabila pelaku tidak memiliki sindrom untuk mengusik orang lain, pastinya bullying tidak akan terjadi.
Tak ada alasan yang membenarkan perilaku tersebut karena tujuan dari perilaku bullying dapat dikatakan sebagai tindakan yang mencelakai, melukai, dan menyakiti orang lain, baik fisik maupun mental.
Jika ada yang beralasan bullying dilakukan semata-mata hanya untuk menegur, tentu ada pihak-pihak yang lebih berhak untuk menegur. Contoh: perilaku bullying senior terhadap yuniornya yang dikenal sebagai senioritas.
Hal itu sesungguhnya sangat tidak mencerminkan perilaku senior yang baik. Senior yang baik seharusnya memberikan contoh, bukannya memarahi, menyakiti, atau sekadar ”menegur”. Banyak yang bilang, alasan senior menegur itu karena tingkah laku yuniornya yang salah atau kurang sopan.
Lalu, apabila memang senior tersebut ingin menegur, bagaimana dengan tanggung jawab guru atau pihak sekolah yang memang berkewajiban untuk menegur? Kita tidak pernah tahu alasan seperti itu dari mana berasal. Jelas sekali, itu cuma sindrom tiran-tiran kecil yang ingin ”berkuasa”.

KOMENTAR :
Dampak psikologis bagi korban school bullying atau kekerasan anak sangatlah merugikan. Si anak akan menjadi sering merasa cemas, takut, merasa tidak aman, dan kehilangan kepercayaan diri sehingga sering menghindari pergaulan.
Akibatnya potensi si anak mengalami penurunan kualitas dalam belajar. Sekolah maupun perguruan tinggi harus ikut campur dalam masalah ini. Sekolah harus menekankan, menerapkan program anti bullying disekolah. Aksi pencegahannya dilakukan oleh individu (siswa/mahasiswa), dalam kelas dan seluruh sekolah. InsyaAllah dengan adanya program itu akan berdampak baik bagi sekolah maupun para siswa/mahasiswa setidaknya dapat mengurangi tindakan bullying.
Aksi pencegahan individu adalah program yang dijalankan bisa berbentuk intervensi secara langsung saat sebuah perilaku bullying sedang terjadi, menyediakan waktu khusus untuk berbicara dengan pelaku, korban, dan orangtua, serta pendokumentasian catatan perilaku bullying. Program anti bullying dalam kelas, diadakannya kegiatan diskusi mengenai school bullying, penggunaan multimedia dan video untuk memperlihatkan dampak buruk dari school bullying, penetapan peraturan anti bullying di kelas masing-masing, dan kolaborasi dengan para orangtua. Bentuk anti bullying di sekolah, yaitu dengan membentuk komite khusus program anti bullying, kelompok studi dan pengawasan (sebagai pemain utama dalam intervensi), meningkatkan pengawasan di waktu istirahat, survey tahunan berkaitan dengan school bullying menginformasikan kepada orangtua/wali mengenai program tersebut, dan mengadakan event kebudayaan yang berkaitan dengan isu school bullying atau kekerasan anak.