MENGADOPSI
PRINSIP KEPEMIMPINAN MODEL SHALAT BERJAMAAH
Sebenarnya prinsip
kepemimpinan dan manajemen organisasi sebenarnya dapat diadopsi dari praktek shalat
berjamaah, yaitu:
1.
Kualitas
dan kompetensi
Usia sebenarnya
bukan merupakan kriteria utama dalam memilih seorang imam. Usia merupakan
kriteria terakhir yang dipertimbangkan seandainya beberapa orang mempunyai
pengetahuan dan kemampuan yang sama di bidang agama maupun hal melafadzkan
bacaan al-quran. Konsep islam mengajarkan bahwa kriteria kemampuan lebih utama
dari pada usia di dalam memilih seorang pemimpin. Akan tetapi, kalau
kemampuannya sama, itu harus memilih pemimpin yang lebih tua, apalagi kalau
yang tua itu mempunyaii kemampuan lebih daripada yang muda (senioritas).
2.
Sehat jasmani dan rohani
Imam harus dalam kondisi
kesehatan yang prima. Seseorang yang memaksakan menjadii imam shalat berjamah dalam
kondisi kesehatannya terganggu sering kali melakukan kesalahan dalam membaca
surat maupun rakaatnya. Dengan praktek kepemimpinan di negeri kita, faktor
kesehatan ini sudah diberlakukan sebagai persyaratan utama yang harus dipenuhi
oleh para pemimpin. Semua calon pemimpin harus melakukan General Chech-Up disebuah
Rumah sakit yang ditetapkan oleh lembaga.
3.
Memahami kondisi masyarakat
Seorang imam yang
bijaksana tidak akan membaca surat yang panjang-panjang kalau tahu bahwa
kondisi ma’munya tidak memungkinkan untuk tahan berdiri lama dalam kondisi
khusyu. Seorang pemimpin harus tahu persis kondisi masyarakat yang dipimpinnya,
agar pembangunan yang dilaksanakan sesuaii dengan kebutuhan masyarakat serta
sepenuhnya untuk melayani seluruh lapisan masyarakat.
4.
Siap mundur dari jabatan
Apabila seorang
imam sedang memimpin solat, lalu merasa batal yang disebabkan oleh berbagai hall
yang menyebabkan batalnya shalat, misalnya keluar angin (kentut). Walaupun itu
tidak diketahui ma’mum, seorang imam dengan penuh dengan kesadaran harus
meninggalkan posisinya sebagai pemimpin (imam) dan digantikan oleh ma’mum yang
berdiri paling dekat dengan imam. Pemimpin (imam) harus siap mundur darii
jabatnnya kalau merasa tidak mampu memegang jabatan yang diamanahkan kepadanya.
5.
Membimbing dan motivasi
Imam sebaiknya mengingatkan
ma’mumnya untuk meluruskan dan merapatkan barisan dan kalau perlu mengingat
hal-hal yang membatalkan sholat. Hal ini mengandung makna pemimpin harus
membimbing dan mengingatkan masyarakat yang dipimpinnya agar bersatu menuju
cita-cita dan keridhoan Allah SWT.
6. Disiplin
Kalau waktunya sholat sudah tiba, maka tidak
ada ketentuan yang mengharuskan menunggu orang-orang tertentu untuk memulai
shalat berjamaah. Itu prinsip kedisplinan dalam sebuah organisasi, mulai dari
pemimpin tertinggi sampai staf yang terendah, semua harus tunduk dan patuh
terhadap aturan yang ditetapkan.
Ilustrasi
kepemipinan dalam shalat berjamah yang dipaparkan diatas sekiranya dapat
diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat
serta dalam rangka memilih seorang pimpinan dilingkungan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar